Perbedaan Sensor APS-C dengan Fullframe Pada Kamera

Kamera APS-C dan Full Frame | Foto: Snapshot

Lampungterkini.com – Pemilihan kamera sering kali menjadi langkah penting bagi fotografer, baik amatir maupun profesional. Salah satu pertimbangan utama adalah ukuran sensor kamera. Dua jenis sensor yang umum digunakan adalah APS-C dan Full Frame. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perbedaan antara kedua jenis sensor ini dan bagaimana mereka memengaruhi hasil fotografi.

1. Ukuran Sensor

Perbedaan mendasar antara sensor APS-C dan Full Frame adalah ukurannya. Sensor APS-C memiliki ukuran yang lebih kecil daripada sensor Full Frame. Secara umum, ukuran standar sensor APS-C adalah sekitar 22,2 mm × 14,8 mm, sementara ukuran standar sensor Full Frame adalah sekitar 36 mm × 24 mm. Perbedaan ukuran ini memiliki dampak besar pada sudut pandang dan resolusi gambar.

APSC & Full Frame Sensor | Foto: Infofotografi

2. Sudut Pandang (Crop Factor)

Crop factor adalah faktor penting yang perlu dipertimbangkan ketika memilih antara sensor APS-C dan Full Frame. Sensor APS-C memiliki crop factor yang lebih tinggi daripada Full Frame. Crop factor sensor APS-C umumnya berkisar antara 1,5x hingga 1,6x, tergantung pada merek kamera. Artinya, sudut pandang lensa yang digunakan pada kamera APS-C akan tampak lebih sempit daripada yang sebenarnya, karena hanya bagian tengah dari gambar yang diambil.

Contohnya, jika Anda menggunakan lensa 50mm pada kamera APS-C dengan crop factor 1,5x, sudut pandang yang dihasilkan akan setara dengan lensa 75mm pada kamera Full Frame. Ini membuat lensa tampak lebih panjang dan cocok untuk pemotretan jarak jauh atau potret.

3. Kualitas Gambar

Ukuran sensor memengaruhi kualitas gambar yang dihasilkan. Sensor Full Frame cenderung menghasilkan gambar yang lebih baik dalam hal detail, kontras, dan noise, terutama dalam kondisi pencahayaan rendah. Ini karena sensor Full Frame memiliki piksel yang lebih besar dan lebih banyak cahaya yang dapat ditangkap, menghasilkan gambar yang lebih tajam dan lebih bersih.

Di sisi lain, sensor APS-C cenderung menghasilkan gambar dengan tingkat noise yang sedikit lebih tinggi, terutama pada pengaturan ISO tinggi. Namun, dengan perkembangan teknologi sensor, perbedaan kualitas gambar antara kedua jenis sensor ini semakin mengecil.

4. Depth of Field

Depth of field (kedalaman bidang) adalah area dalam sebuah gambar yang tampak tajam. Perbedaan ukuran sensor juga memengaruhi depth of field yang dihasilkan. Karena sensor APS-C memiliki crop factor yang lebih tinggi, depth of field yang dihasilkan akan lebih dalam daripada sensor Full Frame untuk focal length dan aperture yang sama.

Ini bisa menjadi keuntungan atau kekurangan tergantung pada jenis fotografi yang Anda lakukan. Misalnya, dalam potret, depth of field yang lebih dalam pada sensor APS-C dapat membantu memastikan bahwa seluruh subjek tetap fokus. Namun, bagi fotografer yang menginginkan latar belakang kabur yang dramatis, sensor Full Frame mungkin menjadi pilihan yang lebih baik.

Kamera APS-C dan Full Frame | Foto: Snapshot

5. Harga

Salah satu faktor penentu dalam memilih kamera adalah harga. Secara umum, kamera dengan sensor APS-C cenderung lebih terjangkau daripada kamera dengan sensor Full Frame. Ini karena biaya produksi sensor Full Frame yang lebih tinggi dan kamera dengan spesifikasi yang lebih tinggi secara keseluruhan.

Kesimpulan

Perbedaan antara sensor APS-C dan Full Frame memengaruhi sudut pandang, kualitas gambar, depth of field, dan harga kamera. Sensor Full Frame cenderung memberikan kualitas gambar yang lebih baik dan sudut pandang yang lebih luas, tetapi dengan biaya yang lebih tinggi. Di sisi lain, sensor APS-C menawarkan harga yang lebih terjangkau dengan crop factor yang lebih tinggi dan depth of field yang lebih dalam. Pemilihan sensor tergantung pada kebutuhan fotografi individu dan anggaran yang tersedia.

Pos terkait